Thursday, December 11, 2008

Bolah Ruwet dari Pastel, Crayon dan Potlot

Awalnya sepele. Dahan sudah mulai suka main. Sudah suka corat-coret pake pulpen ayah, spidol, pensil alis ibu, bahkan lipstik dan apa saja yang kira-kira bisa meninggalkan noda. Noda untuk bergaya menulis atau pun melukis.

Ayah mencoba memfasilitasi. Nah berdasarkan referensi pengalaman masa kecil ayah, ayah pun memilihkan Dahan sepaket oil pastel. Gede, empuk, enak dipegang, gampang ditorehkan, dan memiliki warna-warna yang sangat menyala lebih dibandingkan jenis alat melukis lainnya. Tentu saja cat minyak dan cat air belum masuk daftar pilihan dalam perbandingan ini.

Oil pastel sudah dibeli. Dahan langsung suka. Langsung getol corat-coret di kertas yang disodorkan kepadanya. Memilih-milih warna yang dia suka, mencoba mengekspresikan jiwa. Coretan garis, melingkar, zigzag, bertumpuk baur tak karuan. Beraneka warna menjadikannya semakin bersemangat. Terus bertualang rupa. Dari selembar dua lembar kertas yang diberikan ibu, beralih media ke tembok-tembok yang luas menantang. Tembok dirasa tidak menantang. Dahan pun beralih ke seprei tempat tidur. Terus berkreasi tanpa henti. Sampai akhirnya teguran ibu menghentikannya.

Warna oil pastel memang bagus. Tapi dampaknya tak sama bagus. Tangan Dahan menjadi kotor tidak karuan. Takut sewaktu-waktu tertelan, Ibu pun mengamankan sang pastel dari jangkauan Dahan.

Melihat Dahan tak lagi aktif berkreasi, ayah pun mencari alternatif lain. Pilihannya jatuh pada crayon lilin. Tidak lunak, tidak gampang lengket dan tidak gampang mengotori tangan. Sayangnya crayon sangatlah licin. Perlu tenaga ekstra untuk bisa menorehkan noda. Kualitas karya Dahan pun menurun drastis.

Ayah pun kembali mencari alternatif. Pilihannya jatuh pada potlot berwarna. Dibelikannya Dahan sepaket potlot berwarna. Dahan kembali asyik melukis. Corat-coret berlagak menulis. Tetapi tak berlangsung lama. Ternyata mata potlot cepat habis. Ayah meringis. Bingung. Sepertinya berpikir, apa lagi ya..? Pastel, Crayon, Potlot.... lalu apa lagi? Sepertinya sampai sekarang ayah belum juga menemukan solusi.

Awalnya sepele, akhirnya ayah bingung sendiri...

No comments: