Tuesday, April 7, 2009

Nyamuk Memang Pantas Buat Diamuk

Beberapa waktu lalu, ayahnya dahan ada sedikit liburan. Karena Yangti-nya yang nungguin kelahiran Dahan super kangen. Maka kitapun menyempatkan diri pulang ke rumahnya Yangti. Kebetulan sejak Dahan diboyong ayah ke Jakarta yangti blum pernah lihat dahan yang makin gede. Kebetulan juga lebaran kemarin jatahnya MbahKung dan MbahTi yang dikunjungi. Nah karena tak sabar nunggu lebaran tahun depan, yah dengan senang hati Dahan pun mudik ke rumah yangti.

Tentu saja banyak sekali oleh-oleh cerita yang mau ditulis di blognya dahan ini.bagaimanapun juga tanah kelahiran ibu dan dahan ini menyimpan banyak cerita menarik yang ingin ditulis.

Sayangnya... godaan untuk segera menulis banyak cerita tak bisa buru-buru dilaksanakan. Beberapa hari setelah kembali ke Jakarta dengan banyak cerita di kepala, tiba-tiba Dahan terserang Demam. Awalnya ayah dan ibu mengira dahan hanya kecapaian belaka. Tetapi setelah setengah hari tak juga turun-turun, ibu segera menelpon dspa dahan. dspa menyarankan untuk memberikan obat demam sanmol yang ada di kotak p3k. Sampai sehari ternyata demam dahan tak turun-turun juga. Esoknya ayah ibupun membawa Dahan ke rumah sang dspa.

Kira-kira habis maghrib, setelah minum obat dari resep yang diberikan dspa, Dahan terlihat lemas dan tertidur. Kebetulan waktu itu ayah menemani sambil membaca buku. Tiba-tiba saja Dahan menggigil dalam tidurnya. Ayah pun panik dan kelabakan memanggil-manggil ibu. Karena ketakutan ayah dan ibu segera membangunkan dahan. Tapi dahan tetap lemas dan tertidur sambil menggigil. Menduga bahwa dosis obat yang diberikan dokter terlalu keras, ayah dan ibu pun buru-buru membawa dahan ke UGD RS Harapan Bunda.

Sungguh menyedihkan, setelah didiagnosa oleh dokter jaga, Dahan pun diputuskan untuk opname. Tentu saja selang infus yang mengerikan harus ditancapkan ke tangan dahan. Tak lupa berbagai prosedur ambil darah untuk dicek di laboratorium terpaksa dijalani Dahan. Sungguh kasihan... tentu saja drama histeria dahan karena kesakitan dan ketakutan mewarnai proses-proses tersebut. Bener-bener membuat perih dan nelangsa.

Esok paginya... dspa dahan datang, tapi belum bisa memberikan kepastian diagnosa. Alhasil tiap 12 jam Dahan harus diambil darah untuk didiagnosa penyakitnya. Baru keesokan harinya Dahan benar-bisa didiagnosa terkena Demam Berdarah...

Waduuuh digigit nyamuk darimana yah... Entah di rumah, di jalan, atau di rumah yangti tak bisa dipastikan. Yang jelas nyamuk kecil itu benar-benar pantas diamuk. Hanya karena gigitan kecilnya, anak yang sehat dan lucu tiba-tiba terkapar menderita.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi... nyamuk ini tak bisa ditangani oleh kita sendiri. Meskipun kita telah berhati-hati dengan menjaga rumah kita, bisa saja nyamuk ini tumbuh dan berkembang dari rumah para tetangga yang teledor. Lebih mengecewakan lagi... meski telah lapor ke RT, tidak juga ada tindakan nyata yang segera. Sampai sekarang, blum juga ada pengasapan yang diprakarsai oleh desa. Padahal sudah ada surat dari RS yang seharusnya bisa dijadikan referensi yang terpercaya.

Kita hanya bisa berharap, moga-moga saja nyamuk biadap itu tidak ada di sekitar rumah tinggal kita. Semoga... dahan cepat kembali sehat dan bisa berbagi banyak cerita yang tertunda.