Monday, June 23, 2008

Ayo Belajar Sayangi Binatang


Dunia semakin renta. Banyak binatang langka semakin hilang. Karena manusia tidak lagi perduli pada mereka, satu persatu binatang hilang melayang. Tinggal gambar dan dongeng sebagai kenangan usang.
Aduuuuh kasihan anak-anak kita nanti. Gimana kelak jika tak banyak lagi binatang asli yang bisa dipandang. Untungnya sekarang belum terlambat untuk memulainya. Ayo kita ajak si kecil untuk belajar sayang binatang. Tak perlu susah-susah mengajaknya ke kebun binatang terlalu dini. Ayo kita mulai saja dari dalam rumah sendiri. Waaaah... bahaya dong bawa-bawa binatang ke dalam rumah. Hehehe... tak perlu repot kok. Ajari saja si kecil untuk mengenal binatang dari boneka-boneka binatang yang sudah banyak dijual di toko-toko mainan. Biarlah si kecil mengelusnya, menyentuhnya dan bermain asyik dengannya. Mudah-mudahan dengan diawali oleh boneka binatang mainan, si kecil nantinya akan tumbuh rasa sayangnya pada binatang. Rasa sayang berkembang, binatang-binatang langka pun terjamin lestari di alam liar.

Huuuuhuh... Berita Kok Bikin Pusing Aja Seeeeh...


John Locke, filosofi yang melegenda dari abad 17, dengan teori "tabula rasa"-nya mengatakan bahwa anak kecil itu ibarat kertas putih yang kosong. Tapi jangan remehkan putihnya anak kecil tersebut. Pasalnya dengan kekuatan putihnya itu, anak kecil memiliki kekuatan untuk menyerap dan meniru apa yang dilihatnya pada kita. Hal ini dibuktikan oleh Andrew Meltzoff, Ph.D, seorang professor psikologi di Universitas Washington, yang membuat penemuan mengagetkan sejak dua puluh tahun lalu. Ia membuktikan bahwa bayi mampu menirukan gerak manusia, bahkan sejak hari pertama! Wow... amazing-kan? Itu sebabnya kita harus berhati-hati jika dekat dengan anak kita. Jangan sembarangan berbuat yang jelek karena bisa-bisa anak kita merekamnya dan menirunya tanpa perlu waktu yang lama lagi. Kebenaran teori di atas itu dibuktikan oleh apa yang kualami bersama desir. Melihat ibu dan ayah yang suka membaca, meski belum bisa membaca ternyata desir bisa meniru lagak orang yang membaca. Bahkan lengkap dengan ekspresi jika kita pusijg apabila membaca sesuatu yang menyedihkan atau memprihatinkan. Lucunya lagi, padahal tak jarang dia kebalik dalam membuka media bacaannya. Tapi gayanya dalam membaca dan berekspresi boleh diacungi jempol loh. Nah yo.... Gimana coba?

Wayang Sayang Wayang Malang


Waduh...waduh..waduh... desir angin kok kenalnya cuma sama micky mouse, donald bebek, winnie the pooh, teddy bear dan semua tokoh-tokoh animasi luar negeri yah. Jangan-jangan ntar kalau sudah gede desir bakalan tak kenal sama budaya tradisional negeri sendiri ya? Untung ayah ada wayang golek. Nah agar tetap cinta budaya Indonesia makanya si desir angin kuajak mainan wayang golek milik ayah. Eeeeh... ternyata desir seneng juga loh. Langsung saja dia asyik memain-mainkan wayah golek ayah dengan bersemangat. Begitu bersemangatnya sampai-sampai wayang tersebut akhirnya tercerai berai. Mula-mula tanganya putus sebelah. Ehh... makin lama kepalanya pun ikutan copot. Waduh..waduh... waduh... gawat nih. Sssssstttt.... jangan bilang-bilang ayah ya desir.... Ntar kalau ayah marah bisa berabe nih. Wayang itu kan kenang-kenangan ayah waktu jadi pembicara sebuah seminar. Bisa-bisa desir tak dibeliin mainan lagi sama ayah. Eit... eit... duuuuh dasar desir gak punya takut. Begitu ayah datang si kecil malah asyik mainin wayang yang sudah bernasib malang pada ayah. Sontak wajah ayah pun terbelalak ternganga. Setelah itu ayah tertawa tergelak-gelak. Geleng-geleng kepala geli. Ternyata ayah tak marah. Hehehe... malahan segera turut asyik bermasin dengan desir. Yaaaaaah.... buat belajar anak apa sih yang harus disesali.

Meneliti Roti & Belajar Makan Sendiri


Mengudap jajanan adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil. Dengan asupan nutrisi yang bagus dan bergizi maka kebutuhan energi si kecil untuk selalu belajar akan tercukupi dan selalu bisa belajar dengan penuh semangat. Seperti kebanyakan anak kecil, aktivitas makan terkadang dianggap membosankan bahkan menyiksa. Tak jarang si kecil mengalami masa-masa susah untuk makan sehingga kita pusing kepayang dalam menyiasatinya. Nah salah satu cara gampang memberikan asupan nutrisi yang mencukupi tapi tak diemohi si kecil adalah memberikan jajanan. Dengan jajanan yang bisa dimakan sambil asyik bermain maka tanpa disadarinya si kecil mau memasukan makanan ke tubuhnya. Dengan jajanan yang tak perlu disuapkan lagi, maka boleh dibilang si kecil juga belajar makan secara mandiri. Tentu saja kita tak boleh terlalu cepat berharap bahwa si kecil akan langsung serius memakannya dengan lahap. Waktu desirangin kuberikan biskuit untuk dikonsumsi aku berharap bahwa dia segera mengunyahnya dengan lahap. Alamaaak... harapanku segera terhembus sia-sia. Desir menganggap biskuit yang kuberikan adalah mainan. Dengan lagak serius laiknya peneliti dia malah asyik mengamati dan memain-mainkan biskuit yang dipegangnya. Syukurlah... setelah cukup lama memain-mainkannya akhirnya dia tergoda untuk memasukkannya ke mulut. Dicecapnya ragu-ragu lalu mulai dijilat-jilat pelan. Nampaknya indra perasa di lidahnya menyukainya, hal ini nampak dari ekspresi wajahnya yang mengejap-ngejap nikmat. Akhirnya.... si kecil pun mulai benar-benar memakannya dengan nikmat. Rasa senang bercampur capek segera tersungging di benakku. Pasalnya meskipun desir memakan sebagian biskuitnya, tapi sebagian lainnya tercecer kotor dan carut marut di tempatnya bermain. Remah-remah yang basah kena ludah lengket di beberapa tempat. Sementara remah-remah kering terberai di segala arah. Yaaaaah... apaboleh buat. Mungkin itu harga yang harus kita bayar untuk mendidiknya agar bisa segera makan sendiri secara mandiri. I love u desir anginku........

Telur Apa Ini ya....?


Ada sebuah pertanyaan yang tak pernah bisa dijawab dengan pasti. Jawaban yang dikemukakan orang selalu beragam. Tergantung dari mana orang tersebut memandang masalah itu. Nah kalau tiba-tiba anak kita bertanya seperti ini, apa saya harus bisa menjawabnya dengan alasan yang masuk akal atau sekedar memberikan dasar logika agar dia berkreasi untuk menemukan jawabannya sendiri yang diyakini benar? Hehehe... mungkin biarlah ayahnya saja deh yang menjawab masalah ini. Biarlah saya ambil bagian dalam hal mengolah telur untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang berprotein tinggi bagi si kecil tercinta saja aaah... Enaknya aku cukup memilih bagian yang tertawa senang sampai terpingkal-pingkal saat melihat desir anginku melihat penasaran dan penuh rasa ingin tahu ketika kuberikan sate telur puyuh yang tinggal satu untuk dipegangnya. Wajah benar-benar begitu lucu saat kebingungan dan mencoba mengerti telur apa yang dipegangnya saat itu. Telur apa ini ya?.... Nampaknya aktivitas belajar mengenali telur cukup menggoda untuk dijadikan permainan edukatif bagi si kecil. Nggak harus telur asli loh. Telur-telur mainan atau gambar telur tak haram untuk coba kita gunakan.

Belajar Berani Menyelami Misteri


Kekuatan rasa keingintahuan anak kecil merupakan salah satu modal penting yang membuat daya pikir dan kecerdasannya meningkat. Apa pun yang dirasa menjadi misteri selalu ingin diselami. Seringkali karena belum mengerti, seorang anak kecil tak perduli akan bahaya yang terkadang menyertai petualangan pemenuhan rasa keingintahuannya. Itu sebabnya tempat-tempat yang dianggap tersembunyi semisal sudut lemari pakaian, celah-celah antar lemari dan tembok, kolong meja, kolong tempat tidur, dan tempat-tempat lain yang jarang kita jangkau, selalu menjadi incaran anak balita kita dalam bereksplorasi. Begitu pula dengan Desirangin. Ia tak perduli pada debu menumpuk yang sering kali membuatnya bersin-bersin, bau apek yang menyesakkan napasnya, carut-marut sarang laba-laba yang lengket di kulit. Begitu kita sedikit mengabaikannya, tak jarang tahu-tahu desir sudah langsung meringkuk asyik di tempat-tempat tersembunyi tersebut. Asyik meneliti apa saja yang menurutnya penuh misteri atau mungkin berharap kita tak bisa menemukan dia yang syik bersembunyi. Sudut-sudut tersembunyi di rumah kami, benar-benar telah menjelma sebagai dunia tersendiri yang bisa menjadi privasi bagi si kecil. Tentu saja akibatnya coreng-moreng kepala, muka, tangan, baju, dan celana oleh kotoran yang ada kerap membuat kita sedikit jengkel dan terkadang emosi. Untungnya aku belum pernah sampai lupa diri dan memarahi si kecil yang selalu asyik dengan temuannya sendiri. Siapa tahu dengan petualangan antar kolong yang dilakukannya saat ini, dia bisa mengembangkan bakat-bakat discover dan explorer yang tak mustahil telah dititipkan Tuhan pada anak manis ini. Semoga...

Belajar Bersahabat dengan Bunga


Ayah Desir sangat senang merawat bunga. Bunga itu indah dan cinta damai, begitu yakin ayah. Bunga selalu memberikan keindahan tapi tak pernah menuntut apa-apa kecuali sekedar kasih sayang dari kita yang mau memeliharanya, lagi-lagi itu keyakinan ayah. Ayah percaya bahwa di tengah-tengah suburnya tanaman bunga selalu ada peri-peri kecil yang cantik dan imut yang siap menebarkan benih-benih cinta dan kebahagiaan kepada siapapun yang merawat sang bunga. Sayangnya sejak pindah ke Jakarta ayah tak mempunyai rumah dengan pekarangan yang luas lagi. Akibatnya tak banyak lagi ragam bunga yang bisa ditanam oleh ayah. Meski sedikit, namun tanpa sengaja ayah memiliki sebuah tanaman bunga yang sedang ramai dibicarakan orang. Bunga berjenis Anthurium yang disebut orang-orang dengan nama "wave of love" itu ternyata tengah mewabah dan dihargai sampai puluhan juta rupiah. Akibatnya banyak orang yang datang melihat, berkomentar, dan juga menawar untuk membelinya. Orang-orang juga banyak menyarankan agar bunga tersebut dijaga dan dijauhkan dari tangan-tangan yang ingin memegangnya agar daunnya tak rusak dan harganya tetap tinggi. Tapi ayah desir tak pernah peduli. Setiap kali ada kesempatan ayah malah selalu mengajak desir untuk bermain dengan bunga tersebut. Biarlah desir belajar mengenal dan bersahabat dengan sang bunga, begitu kata ayah. Ayah tak takut bunganya rusak kalau dipegang-pegang oleh desir? Aaaah... tak ada bunga yang bakalan rusak kalau kita memegangnya dengan cinta, jawab ayah dengan tenangnya. Ayah percaya bahwa desir yang masih polos justru masih dipenuhi dengan naluri-naluri cinta kasih. Dengan mendekatkan desir dengan bunga maka desir akan belajar bersahabat dengan bunga. Dan hasilnya justru akan tumbuh bunga-bunga lain yang lebih indah di masa-masa mendatang sebagai buah dari persahabatan tersebut.

Ciluuuuuk... Badalaaaa..... Mainan Purba Bermanfaat Ekstra


Entah bagaimana sejarahnya dan siapa yang menemukan aku belum pernah menemukan jawabannya. Mungkin kalau ada pembaca yang tahu dan sudi berbagi aku akan sangat berterima kasih. Yang jelas permainan sederhana--,yang cuma dimainkan dengan cara nampak & tak nampak tersebut-- begitu menyebar ke sudut-sudut paling terpencil di dunia dan ajaibnya selalu diminati oleh bocah-bocah manapun di seluruh dunia. Memang namanya bolehlah berbeda-beda, tapi permainannya pasti begitu-begitu juga. Di Indonesia banyak yang menyebut permainan ini dengan nama "Cilukba", tapi di kampungku, kuingat sekali bahwa kami menamainya dengan nama yang lebih panjang yaitu: "Cilukbadala". Meski tak ingat di kepala tapi aku yakin waktu kecil pasti orangtuaku, eyangnya desir, pernah mengajakku untuk bermain permainan ini. Yang jelas aku sering melakukan permainan ini pada keponakan-keponakanku, anak-anak temanku, dan anak kecil lainnya. Sampai akhirnya tiba gilirannya untuk sekarang ini memainkannya bersama desiranginku tersayang. Ciluuuuuuk badalaaaaaa.... Ciluuuuuuk badalaaaaaa.... Awalnya desir bengong bingung. Tapi cukup beberapa kali saja dia sudah langsung merespon dengan tertawa senang dan gemes. Meskipun sangat sederhana, ajaibnya, desir tak cepat bosan permainan ini. Setiap kali diulang, setiap kali itu pula dia tertawa senang. Boleh jadi karena kesederhanaanya permainan ini merupakan permainan purba. Permainan yang mungkin saja telah dimainkan nenek moyang jauh sebelum kita ada. Saat memainkannya aku baru sadar bahwa permainan ini mengajarkan pada anak-anak bahwa sesuatu bisa menghilang dan nampak kembali. Sesuatu bisa pergi dan datang. Sesuatu bisa dilihat dan tak bisa dilihat. Menyadari arti permainan ini, maka melalui media permainan ini aku pun bisa mengajarkan pada desir tentang bagaimana matahari bisa terbit & tenggelam, bagaimana siang bisa datang dan digantikan malam, bagaimana bulan bisa ada dan tak ada, bagaimana ayah bisa pergi dan pulang kembali, dan banyak contoh-contoh sehari-hari lainnya. Boleh jadi desir tak langsung mengerti. Namun melalui permainan ini pelan-pelan nampaknya dia mulai belajar mengkaji tentang sesuatu yang bisa nampak dan menghilang. Ciluuuuuk... Baadalaaaaaa.....Ciluuuuuk... Baadalaaaaaa.....dan kami pun selalu tertawa bersama.

aa..emmmm.... asyiknya bertualang lidah & belajar mengenal rasa



lidah dengan kepekaan saraf indera perasa yang ada di permukaannya merupakan anugerah Tuhan yang sangat indah. itu sebabnya dengan indera ini manusia bisa mengecap berbagai rasa dari semua benda yang ada di dunia. memang kalau dilihat dari jenis spesies berdasarkan makanannya manusia adalah makhluk pemakan segala (omnivora). itu sebabnya sejak kecil seorang balita selalu tergoda untuk mencicipi apa saja yang dilihatnya. tak puas dengan nikmatnya ASI yang diberikan bunda, desir selalu saja mencoba mencicipi rasa semua benda yang ada di sekitarnya. saat ibu dan ayah lengah sedikit saja maka benda-benda yang ada di sekitar desir selalu saja tiba-tiba berpindah masuk ke mulutnya. dengan mimik serius desir selalu mencoba mengidentifikasi rasa yang melekat di lidahnya. meski kerap dilarang, tapi nampaknya rasa penasarannya begitu menggebu. akibatnya dimana pun desir berada dia selalu asik bertualang dengan lidahnya. mulai dari jempol tangan, jempol kaki, kaos kaki, kaos baru yang dibeliin bunda, maenan baru, gelang-gelang kepedulian, piring, gelas, selimut, boneka, tutup bedak, lengan ayah, bahkan tutup toples pun tak luput untuk dicoba. meski kerap melarang tapi ayah dan ibu tak pernah marahpada desir. nampaknya ayah dan ibu bisa mengerti bahwa dari petualangan lidah inilah desir bisa belajar mengenal berbagai rasa yang ada di dunia. aaa'... aaeeemmmm... sampai akhirnya desir terlihat mulai mengerti bahwa ASI dan bubur buatan ibu adalah makanan paling enak yang bisa dirasakan oleh lidahnya. ma kaciiiiiih ibuuuuuuu tercinta....

Wooowww!!! Serunyaaa Belajar Bersama Bayangan...


Rumah imut kami menghadap ke selatan. Hal ini memang disengaja, karena konon di selatanlah mimpi-mimpi indah yang siap menjadi kenyataan selalu dilahirkan. Dengan rumah yang menghadap ke selatan, mimpi-mimpi yang beterbangan dari selatan dengan gampang bisa masuk dan mewarnai rumah kecil kami. Berbeda dengan keseluruhan rumah, jendela kamar bobo desir justru menghadap ke barat. Inipun juga disengaja, karena konon di langit baratlah peri-peri kecil yang lucu dan selalu ceria, terlelap nyenyak menghabiskan malam sampai pagi menjelang. Dengan jendela kamar yang menghadap ke barat maka saat terbangun di pagi yang segar, dengan gampang peri-peri kecil tersebut menemukan jendela masuk ke kamar desir dan kembali menghabiskan waktu bermain dan berbagi ceria bersama desir. Karena jendela kamar desir menghadap barat maka setiap sore, saat sinar mentari tak lagi menyengat panas, pendar-pendar cahyanya acap menyeruak masuk ke kamar desir. Menyapa hangat dan memancarkan sorot terangnya di tembok kamar yang putih. Akibatnya tembokpun berubah seperti layar bioskop yang siap menyajikan gambar, dari bayangan-bayangan benda dan orang-orang yang menghalangi masuknya sinar mentari sore itu. Tak disengaja, munculnya sorot sinar mentari di tembok kamar itu, selalu saja tepat bersamaan dengan jadwal mandi desirangin. Akibatnya, setiap selesai memakai baju dan didandani ayah ibu, desir selalu tak sabar dan bersemangat untuk menyapa bayangan apa saja yang muncul di tembok kamarnya. Melihat itu ayah ibu pun menemukan ide untuk memanfaatkan jasa sang bayangan sebagai media belajar bagi desir. Dengan memainkan tangan sedemikian rupa maka terciptalah berbagai bayangan binatang di dinding kamar desir. Ada kelinci, ayam, burung, kambing, ular, kuda, bahkan kancil di sana. Dengan kemunculan berbagai binatang tersebut, desir pun menjadi bersemangat untuk segera menyapa dan bermain-main dengan mereka. Alhasil kamar desir pun menjadi penuh dengan jeritan dan teriakan seru desir yang bermain asyik dengan sang bayang-bayang. Belajar bersama bayangan.... benar-benar membuat sore desir terasa semakin seruuu... dan penuh dengan tantangan yang berpotensi mencerdaskan pengetahuannya.

Belajar Jalan & Mencintai Alam Sama Embun Pagi


Kata orang-orang tua zaman dulu, biar anak cepat berjalan sebaiknya tiap pagi kakinya dikenakan embun yang ada di rerumputan. Ini memang mitos. Tapi berdasarkan pemikiran sederhana aku pun tak ragu untuk tetap melakukannya. Supaya cepat bisa berjalan setiap pagi kuajak si kecil, Desirangin Dedahan Maulia, main di lapangan bola yang ada di dekat rumah. Ternyata belajar berjalan di lapangan yang rumputnya masih berembun sangatlah bermanfaat. Pertama, karena embun itu adanya hanya di pagi hari saja, maka udaranya pun tentunya masih segar dan jauh dari polusi sehingga sangat bagus untuk paru-paru si kecil, Desirangin. Kedua karena belajar di atas rumput yang menghijau tebal dan butiran embun yang bercahaya menggoda karena terkena sinar mentari, membuat si kecil, Desirangin lebih berani dan bersemangat untuk mencoba. Kita pun juga tak takut-takut melepaskannya. Pasalnya rumput tebal yang empuk membuat acara belajar berjalan menjadi lebih aman dan jauh dari ancaman cedera apabila si kecil jatuh. Ketiga dengan belajar berjalan di atas rumput yang notabene alami, maka hal ini bisa membuat si kecil lebih dekat dengan alam dan kita pun bisa sekaligus mengajarinya untuk lebih mencintai alam dan kelestariannya. Nah ternyata mitos usang tak harus dibuang kan? Masih ada banyak manfaat tersembunyi yang bisa kita pikirkan dengan nalar yang sederhana semata dan tentu saja bermanfaat bagi si Desirangin-ku.

Hore...!!! Desir Nemu Maenan Stimulatif Hemat Nih...


Sekali kayuh, dua tiga pulau terlampaui. Istilah ini benar-benar tepat untuk menggambarkan arti majalah Ayahbunda bagi kami. Isi Ayahbunda tak hanya menambah pengetahuan bagi aku dan suami tapi juga bermanfaat langsung bagi si kecil. Desain, foto dan ilustrasi Ayahbunda yang atraktif dan artistik ternyata mampu mencuri perhatian dan respon dari mata polos si kecil. Diam-diam, tanpa kami sadari si kecil yang baru berusia enam bulan ternyata tergoda untuk ikut menikmati ayahbunda yang kami baca bersama. Awalnya dia terasa mengganggu keasyikanku membaca, tapi begitu sadar akupun dengan ikhlas berbagi dengannya. Wow... ajaib, dengan bersemangat si kecil yang gerak tangannya belum terkoordinasi dengan baik mencoba bersusah payah untuk membolak-balik lembar Ayahbunda dan menekuni gambar-gambar yang ada di dalamnya. Capek karena harus memegangi Ayahbunda yang tebal, akupun menemukan akal untuk menggunting bonus buncil yang selama ini agak aku abaikan. Alhasil si kecil dengan nyaman asyik membolak-balik lembar buncil ini hingga kusut marut. Terkadang iseng suamiku membacakan isi cerita buncil padanya. Eh meskipun mungkin belum mengerti apa yang dibacakan ayahnya, tapi si kecil nampak antusias menyimak ayahnya yang membaca sambil menunjuk-nunjuk gambar di lembaran buncil. Wah... melihat hal ini akupun kegirangan karena menemukan media permainan stimulatif yang hemat namun sangat bermanfaat bagi si kecil. Jadi kami pun tak perlu lagi membeli mainan-mainan stimulatif yang terkadang mahal kan? Ma kaciiiih Ayahbunda....

Resep Alami... Jitu Atasi Iritasi


Meski kurasa telah memilih tampon (pampers) terbaik seperti yang dinasehatkan banyak orang, ternyata buah hati kami, Desirangin Dedahan Maulia (4 bulan) tetap menderita iritasi yang biasa disebut ruam popok. Kasihan sekali, bintik-bintik merah seperti jerawat yang meradang bermunculan di sekitar anus dan organ vital si kecil. Akibatnya dia selalu gelisah dan rewel baik ketika tidur ataupun terjaga. Atas nasehat beberapa teman kamipun membeli obat-obatan medik yang ada di apotik. Tetapi karena obat-obat kimiawi tersebut terkesan terlalu keras, kamipun merasa ketakutan atas dampak sampingan yang bisa saja terjadi. Terpaksa pemberian obat-obat tersebut kami hentikan dan meminta nasehat eyang putri si kecil yang ada di kampung. Ternyata eyang putri si kecil memiliki resep tradisional yang alami yaitu cukup diolesi minyak kelapa asli yang dibikin sendiri. Yakin akan kemujarabannya aku pun segera membeli kelapa, memarutnya dan membuatnya menjadi minyak yang berbau sangat gurih. Sungguh ajaib, baru saja kulakukan beberapa kali pengolesan, iritasi si kecil pun beranjak sembuh. Tak perlu waktu lama Desirangin pun kembali ceria dan tenang. Terima kasih Yangti-nya Desir….

Pakek Tapel Biar Gak Meler


Foto-foto desirangin dan ibu saat tiga bulan pertama sejak hari kelahiran, tak pernah bersih mulus. Di kening desir dan ibu selalu saja ada sehelai daun yang menempel. Itu sebabnya sambil tertawa ayah sering menjuluki desir dengan sebutan "putri daun". Dan daun itu bukanlah sembarang daun. Memang sebenarnya adalah daun sirih biasa yang gampang kita temui di pekarangan atau di pasar. Namun dibalik sehelai daun sirih yang menempel di kening desriangin itulah terdapat ramuan rempah-rempah nusantara; kunir, jahe, merica, tumbar dan entah apa lagi hanya eyangti dan dukun bayi yang tahu pasti. Boleh jadi beberapa pakaian desir, ibu dan ayah menjadi berwarna kuning karena tertempel daun berempah yang terkadang jatuh dari kening desir tanpa sengaja. Eh...tak cuma itu. Beberapa bantal dan seprei yang dipakai tidur desir juga bernasib serupa, menjadi kuning karena lelehan kunir yang mencair. Nah kalau kuning parutan kunir yang ada dibalik daun sirih tersebut sering merugikan karena meleleh, maka fungsi dari tempelan daur sirih berempah tersebut justru sebaliknya sangat menguntungkan. Dengan tempelan yang disebut "tapel" tersebut maka panas yang ada di kepala bisa terserap dan hidung desir menjadi tahan terhadap ancaman pilek. Akibatnya desir tak gampang meler atau beringus. Dan hasilnya bener-bener bisa dibuktikan. Sampai sekarang Alkhamdulillah desir selalu sehat dan tidak gampang sentrap-sentrup pilek karena ingus yang selalu menempel. Lain kening lain tapelnya dan tentu saja lain manfaatnya. Kalau tapel di kening desir masih agak simpel ramuannya, maka tapel yang ditempel di kening ibu jauh lebih rumit bahan-bahan isinya. Yang jelas tapel di kening ibu ini berfungsi untuk mendinginkan suhu badan khususnya kepala ibu yang tengah melakukan recovery di paska melahirkan. Bisa diibaratkan orang melahirkan adalah mesin yang diforsir secara maksimal. otomatis mesin tersebut perlu turun mesin. Dus begitu pulalah dengan orang melahirkan. Meski dari luar ibu masih nampak cantik dan sehat tapi organ-organ dalam ibu boleh dikatakan hancur dan perlu menjalani berbagai perawatan yang teliti, rutin dan kontinue. Termasuk salah satunya adalah menempel tapel tersebut. Untungnya, meski tertempel tapel ramuan yang bikin lucu, wajah ibu masih selalu kelihatan cantik. Duuuuhhhh... ibu siapa dulu dooong... Tentu saja kalau desiranginnya cantik, ibunya tentu juga cantik kan? I love u ibu tersayang...

Boleh Dipandang, Gak Boleh Dipegang


Tuhan itu maha indah. Itu sebabnya apapun yang diturunkan langsung dari tangan Tuhan selalu saja dipenuhi dengan keindahan. Tak heran siapa pun, dimana pun, dari mana pun, kalangan apapun, orang tuanya, seorang bayi selalu saja lahir dengan pesona dan daya pikat yang benar-benar indah. Entah tangisnya, jeritnya, rajuknya, menguapnya, marahnya, apalagi senyum dan tertawanya, semua tak ada yang bikin orang tidak suka. Akhirnya di semua tempat, setiap ada kelahiran selalu ingin dipestakan. Selalu saja banyak orang-orang yang datang. Selalu saja banyak orang-orang membezuk. Selalu saja banyak orang-orang membawa hadiah. Dan akhirnya selalu saja banyak orang-orang yang ingin mencolek, menyentuh, mengelus, dan kalau ada kesempatan, berusaha mencium sang bayi yang begitu polos dan murni memikat. Bisa jadi karena sayang, bisa jadi karena doyan, bisa jadi karena terpikat, bisa jadi karena basa-basi dan bisa jadi bukan karena apa-apa. Hanya iseng, jaga etika, atau sekedar ikut-ikutan semata. Nah parahnya, bayi yang masih polo, susah untuk bisa lolos dari suasana seperti di atas. Cium di sini cium di sana, pegang di sini pegang di sana, colek di sini colek di sana, seluruh tubuh akhirnya rata. Beragam manusia membawa beragam aroma dan tak jarang membawa kuman penyakit yang tidak kentara. Bayi yang masih polos, tak bisa lagi lolos dari ancaman penyakit-penyakit bawaan orang-orang dewasa yang telah dipenuhi beragam dosa. Pilek bisa jadi sudah dianggap penyakit biasa, tapi tak sedikit bayi yang tertular penyakit berat seperti flek paru-paru, TBC, kulit dan penyakit lain-lainnya yang notabene dibawa oleh orang-orang yang menjenguknya. Jauh sebelum dahan lahir, ibu dan ayah banyak mendengar cerita di atas. itu sebabnya saat dahan kecil ibu dan ayah mati-matian untuk menjauhkan dahan dari serbuan tangan dan ciuman orang-orang yang berdatangan menjenguk. Yangti pun tak kalah perduli. Telepon dari Pakde Nono yang melarang orang untuk asal mencium dan penyentuh dahan membuat yangti sangat hati-hati. "Bayi itu adalah jimat yang harus dijaga, bukan suguhan untuk tamu kita!" begitu tegas Yangti mengingatkan. Meski mungkin terkesan sombong, phobia, keterlaluan atau dianggap melebih-lebihkan, ayah ibu dan yanti tak perduli. Pokoknya siapapun tamu yang berkunjung tak boleh memegang dahan apalagi menciumnya. Biarlah tamu yang datang beramah-tamah dengan mereka yang dewasa saja. Jangan libatkan bayi polos untuk keramahtamahan yang tidak diperlukan. Biarlah bayi cantik, asyik tak terusik. Boleh saja dipandang, tapi jangan pernah dipegang.

DuuDuuh... Asyiknya Berkarib Sinar Mentari Pagi

Potensi alam dalam membantu pertumbuhan anak sangatlah besar.Asalkan alam tidak rusak maka begitu banyak manfaat langsung yang bisa kita petik untuk membantu pertumbuhan bayi. Itulah salah satu sebab kenapa ayah dan ibu memilih bumiayu, kota kecil di lereng gunung slamet sebagai tempat kelahiran dahan. Alamnya yang msaih segar, udaranya yang tidak begitu tercemar dan hijaunya yang masih segar diharapkan mampu memaksimalkan perkembangan jiwa dan raga dahan. Supaya dahan sehat dan tahan banting, setiap pagi dahan yang masih sagat kecil dibiasakan berjemur di hangat sinar matahari pagi. Hangatnya sinar mentari pagi yang lembut menyeruak, menembus lembab kabut embun yang masih enggan meninggalkan daratan. Dahan terlihat meriap-riap bersemangat menikmati sensasi sentuhan sinar mentari pada kulitnya yang masih super sensitif. untuk pertimbangan keamanan, yangti menyarankan agar yang berjemur dengan dahan adalah ayah saja. Pasalnya karena ini di kampung ibu, maka kalau yang berjemur bareng dahan adalah Yanti atau ibu maka tetangga-tetangga dan orang yang kenal pasti menyapa. Akibatnya tak bisa dicegah mereka bisa saja mengerubungi dahan, mencium, mencolek dan banyak lagi ancaman mengerikan lainnya. Padahal kondisi dahan masih sangat rentan. Sangat sensitif terhadap penularan virus, bakteri, dan kuman-kuman penyakit. Kalau ayah yang berjemur dengan dahan, maka orang-orang menjadi enggan dan tak berani sembarangan mendekat ke dahan. Alhasil dahan bisa berjemur dengan tenang, nyaman dan puas. Tapi sesekali kalau keadaan sedang aman, dahan pun tak enggan untuk berjemur dengan ibu. Berjemur dengan matahari pagi benar-benar merupakan aktivitas pertama dahan untuk berkarib dengan kekuatan alam. Mudah-mudahan saja, ozon yang selama ini mampu jadi filter agar sinar surya tak lagi bahaya mampu terus terjaga dari ancaman-ancaman pengrusakan oleh aktivitas manusia yang serakah.

Desir... Masih Kecil Kok Ikutan Yoga

Desirangin, itulah nama panggilan yang kami berikan pada putri kecil kami yang cantik. Cantik dalam artian yang sederhana saja. Tidak berwajah indo, arab jepang atau lain-lainnya. Cantik yang sangat Indonesia. Itu sebabnya kami menamainya dengan nama berbahasa Indonesia, Desirangin Dedahan Maulia, yang kalau boleh diartikan adalah desir angin sepoi yang menyejukkan dahan-dahan kehidupan kami yang lahir di malam maulid yang mulia. Dulu waktu desir masih dalam kandungan ibu sangat rajin melakukan yoga. Kebetulan sebelum hamil ibu memang sudah rajin berlatih Yoga di pusat kebudayaan India. Salah satu pose yoga favorit ibu adalah fish pose. Kata guru ibu di Jawaharlal Nehru, pose ini sangat membantu untuk proses kelahiran nantinya. Dan ternyata hal itu terbukti. Meski memiliki berat 3,2 dan panjang 51 Cm, yang boleh dibilang cukup besar, kelahiran desirangin sangat lancar. Begitu lancarnya sampai-sampai ayah yang baru pulang dari kantor tak sempat mendampingi proses kelahiran tersebut. Sekarang desirangin sudah berumur 8 bulan. entah bertalenta atau kebetulan saja, sejak umur 6 bulan desir sangat piawai melakukan gerakan Yoga, khususnya "fish pose" yang biasa dilakukan ibu saat mengandungnya. begitu senangnya desir melakukan gerakan ini sampai-sampai ayah dan ibu khawatir. Tanpa memperdulikan kekhawatiran ayah
dan ibu, desir tetap saja melakukan gerakan yoga tersebut dengan rileksnya. Meski gerakan tersebut cukup menguras tenaga, dan mengeksplorasi kekuatan & kelenturan tulang, desir selalu melakukannya dengan wajah enteng, rileks dan ceria. Karena khawatir ayah dan ibu sering melarang desir dengan mengalihkan perhatiannya pada maenan. Tapi desir tetap saja beryogaria. Kapan pun dan di mana pun, setiap ada kesempatan desirangin selalu melakukan gerakan yoga favoritnya tersebut. Tak perduli ada orang maupun tak ada orang, desir selalu beryogaria. Setiap orang yang melihatnya selalu takjub. Orang yang mengerti yoga pasti langsung mengenal gerakan tersebut, tapi kalau orang-orang yang tak mengerti yoga terkadang berteriak-teriak takjub sekaligus khawatir. Melihat itu ayah-ibu hanya bisa tertawa dan mengulang cerita mengenai yoga yang ibu lakukan sewaktu hamil. Sekarang usia desir sudah delapan bulan. Dan desir semakin ahli dalam melakukan gerakan tersebut. Tanpa ada yang mengajari bermacam inovasi dilakukan. MUlai dari atraksi lepas tangan, silang kaki, angkat satu kaki dan banyak lainnya. Akhirnya ayah-dan ibu cuma bisa pasrah dan berdoa, semoga desir memang benar berbakat untuk menjadi ahli yoga. Kalau ada uang rencananya ayah akan memasukan desir ke sekolah Yoga untuk anak-anak. Doain yang temen-temen pembaca. Semoga ayah dapat rejeki yang berlimpah untuk mewujudkan niatnya tersebut.