Suatu sore pada Rabu, 9 Rabiul Awwal 1428H (28 Maret 2007) angin berdesir lirih. Lembut membelai dedahan pepohonan yang bersiap istirah bersama malam. Syahdu berayun sejenak sebelum menutup hari dengan khusyu doa syukur atas nikmat Tuhan yang tercurah. Tak ada yang lebih mulia, kecuali Tuhan yang Maha Segalanya, yang dengan segala kasihnya, yakin menitipkan amanahnya bagi kami yang papa. Seorang anak cantik yang dengan sepenuh doa kami beri nama "Desirangin Dedahan Maulia".
Monday, October 20, 2008
Jagung Muda Buat Sang Gadis Bau Asi
ayo kawan kita berkebun..
menanam jagung di kebun kita
ambil cangkulmu, ambil cangkulku
kita bekerja tak jemu-jemu
cangkul-cangkul, cangkul yang dalam
tanahnya longgar jagung kutanam...
Nah khusus untuk Dahan biar saja mbah kakung yang menanam jagungnya. Dahan tinggal memetiknya untuk bahan sup sarapan bikinan ibu. Untuk sang gadis kencur yang masih bau asi, tentu saja cukup jagung muda yang masih lunak dan manis. Soalnya kata mbah kakung yang sudah tua hanya bisa untuk makanan ternak atau dibikin tepung. Mumpung masih pagi, berembun segar dan tidak panas buruan saja dahan maen di kebun jagung. waaah ternyata asyik juga loh. Andai Dahan bisa punya kebun jagung sendiri di Jakarta, tentu lebih asyik lagi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
tul! kalau saja ada ladang jagung di jakarta....pasti asyik! apalagi kalau yg punya Dahan, Zeeva pasti sering mintain jagung mudanya ;p
Post a Comment