
dan ibu, desir tetap saja melakukan gerakan yoga tersebut dengan rileksnya. Meski gerakan tersebut cukup menguras tenaga, dan mengeksplorasi kekuatan & kelenturan tulang, desir selalu melakukannya dengan wajah enteng, rileks dan ceria. Karena khawatir ayah dan ibu sering melarang desir dengan mengalihkan perhatiannya pada maenan. Tapi desir tetap saja beryogaria. Kapan pun dan di mana pun, setiap ada kesempatan desirangin selalu melakukan gerakan yoga favoritnya tersebut. Tak perduli ada orang maupun tak ada orang, desir selalu beryogaria. Setiap orang yang melihatnya selalu takjub. Orang yang mengerti yoga pasti langsung mengenal gerakan tersebut, tapi kalau orang-orang yang tak mengerti yoga terkadang berteriak-teriak takjub sekaligus khawatir. Melihat itu ayah-ibu hanya bisa tertawa dan mengulang cerita mengenai yoga yang ibu lakukan sewaktu hamil. Sekarang usia desir sudah delapan bulan. Dan desir semakin ahli dalam melakukan gerakan tersebut. Tanpa ada yang mengajari bermacam inovasi dilakukan. MUlai dari atraksi lepas tangan, silang kaki, angkat satu kaki dan banyak lainnya. Akhirnya ayah-dan ibu cuma bisa pasrah dan berdoa, semoga desir memang benar berbakat untuk menjadi ahli yoga. Kalau ada uang rencananya ayah akan memasukan desir ke sekolah Yoga untuk anak-anak. Doain yang temen-temen pembaca. Semoga ayah dapat rejeki yang berlimpah untuk mewujudkan niatnya tersebut.
No comments:
Post a Comment