Monday, September 24, 2007

lovely baby came


Akhirnya... buah hati yang ayah-ibu nantikan benar-benar telah datang di pelukan. Saat malam belum begitu matang, saat desir angin berhembus tenang, saat bulan maulid diagung-agungkan. Datang dan langsung menyapa tanpa perlu lagi kata-kata. Begitu mungil, suci, pasrah, tenang dan wangi yang tak tertandingi. Tak perlu bujuk rayu, senyumnya tak pernah terlihat ragu.
Si kecil datang saat petang dan ayah hanya bisa datang saat subuh menjelang. Bagai pahlawan kalah perang, ayah datang membawa kekecewaan karena tak bisa segera terbang. Waktu itu, kota kecil itu, masih terlelap dalam senyap. Belum banyak aktivitas yang biasanya cukup membuat sesak napas & suasana. Bis antar kota yang membawa ayah berhenti di pasar kota. Tidak seperti biasa, bila malam larut bis tak perlu melingkar kota.
Baru saja ayah meloncat dari pintu depan bis yang tak berhenti total, belasan tokang bejak dan tukang ojek ramai berebut tawarkan layanan. Bayangkan... tengah malam saat subuh menjelang. Dan orasng-orang ini berebut untuk bekerja. Bagaimana bisa orang-orang menyebut bangsa ini adalah bangsa pemalas?
Ayah tak buru-buru tentukan pilihan. Ingin sejenak menghisap udara malam. Menghirup dalam-dalam biarkan penuhi kerongkongan dan dada. Dingin... bisa bantu membuat pilihan yang tepat. Akhirnya dengan satu becak yang dipilih acak, ayah meluncur ke klinik dimana ibu telah melahirkan. Sekali dua nanya... akhirnya ayah pun tiba di ruang dimana ibu, yangti dan si kecil dahan tengah menantikan. Pelan derit pintu yang dibuka ayah bangunkan ibu, yangti dan terkecuali dahan. Pelan ayah ucapkan salam. Ibu tersenyum di sudut ruang. Istirahat terlentang di tempat tidur pasien. Gurat wajah puas, bahagia, lega yang tak terhingga terlihat jelas pada wajah ibu yang masih terlihat pucat kecapaian.
Yangti ada di sisi kiri. Istirahat ditemani supri, bocah lugu yang setiap waktu membantu yangti. Di tengah tapi tidak tepat di tengah-tengah. Agak mendekat ke ranjang yangti, dahan terlelap di tempat tidur bayi. Asyik memeluk mimpi sembari berusaha beradaptasi dengan bumi yang mulai sekarang musti diakarabinya.
Pagi ini tak perlu lagi banyak basi-basi. Semua telah sama-sama mengerti. Kehadiran bayi tercinta ini, adalah berkah yang harus disyukuri. Matahari kami yang terangnya kan membawa sukacita abadi.

No comments: