Suatu sore pada Rabu, 9 Rabiul Awwal 1428H (28 Maret 2007) angin berdesir lirih. Lembut membelai dedahan pepohonan yang bersiap istirah bersama malam. Syahdu berayun sejenak sebelum menutup hari dengan khusyu doa syukur atas nikmat Tuhan yang tercurah. Tak ada yang lebih mulia, kecuali Tuhan yang Maha Segalanya, yang dengan segala kasihnya, yakin menitipkan amanahnya bagi kami yang papa. Seorang anak cantik yang dengan sepenuh doa kami beri nama "Desirangin Dedahan Maulia".
Monday, September 17, 2007
Beauty & Relegy
pelan tapi pasti, perut ibu semakin membuncit. tapi bukannya kelihatan jelek, ibu justru nampak semakin cantik dan anggun. apalagi jika ibu memakai pakaian hamil yang berwarna cerah. sepertinya angin hanya berdesir pelan mengusir gerah. tak berani bertiup lebih kencang dan meruntuhkan daun-daun yang menguning. bunga-bunga belimbing wuluh pun merah bermekaran. samar-samar bakal buahnya yang hijau mengintip di ujung lekukan.
setiap bayi selalu hadir dengan suci. dan suci berarti dekat dengan tuhan. itu sebabnya sejak hamil ayah dan ibu menjadi semakin relegius. rajin sholat dan mengaji. setiap hari ayah tak malas membaca surat Yusuf yang notabene adalah doa agar anak yang dikandung ibu menjadi anak yang sholeh dan cakap seperti halnya nabi Yusuf yang dikisahkan Tuhan lewat surat ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment