
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok,
yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka,
tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang,
maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan
("Anak-anakmu" Kahlil Gibran)
Banyak sekali orang yang menyukai puisi Kahlil di atas. Banyak sekali orang yang mengamini pesan yang dikandungnya. Sayangnya, masih banyak juga orang yang tak mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Pun dengan mainan, anak laki-laki tak boleh mainan boneka, peralatan masak, bunga, peralatan dandan dan sebagainya. Sebaliknya, anak perempuan tak boleh bermain mobil-mobilan, peralatan tukang-tukangan, main bola dan sebagainya.
Padahal sebenarnya tak bisa dipungkiri, pakaian-pakaian yang digolongkan pakaian anak laki-laki biasanya lebih simple dan serbaguna untuk dipakai anak dalam beraktivitas. Dan sebaliknya, pakaian yang digolongkan pakaian anak perempuan cenderung menempatkan keindahan di atas segalanya sehingga terkadang agak menghambat aktivitas anak.

Agak berbeda dalam hal mainan. Mainan anak laki-laki maupun anak perempuan sebenarnya tak begitu berbeda. Sama-sama menariknya. Sayangnya pemaksaan kehendak yang tak peka gender justru makin parah dalam hal ini. Entah sengaja atau tidak orang tua atau lingkungan justru memberi batasan gender yang cukup ketat dalam hal ini. Mainan anak laki-laki dan mainan anak perempuan seperti diwajibkan untuk berbeda.

Haruskah kita menghambat bakat mereka, sedari mereka masih belia? Semua memang tergantung pada kekuasaan kita. Tapi sekali lagi... sudah selayaknya kita merenungkan apa yang dipesankan Kahlil Gibran, "Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu".
No comments:
Post a Comment