Wednesday, September 9, 2009

"Bike 2 Parenting" bukan "Bike 2 Work" apalagi "Work 2 Bike"


Tersentil atas kondisi alam lingkungan yang semakin rusak karena polusi, di Jakarta beberapa orang yang peduli, menggulirkan gerakan masa untuk kembali memanfaatkan sepeda sebagai sarana transportasi ke tempat kerja. Mereka menamakan gerakan tersebut dengan Bike 2 Work.

Menggembirakan. Ternyata gerakan tersebut mendapat dukungan masyarakat yang tidak sedikit. Dari kalangan masyarakat biasa sampai kalangan pejabat teras pemerintahan pun turut memberikan dukungan.

Hebatnya lagi trend olahraga bersepeda kembali mewabah. Seiring dengan wabah itu pun varian dan harga sepeda turut berkembang pesat. Mulai sepeda harga ratusan ribu, jutaan, sampai puluhan juta, semua tersedia. Akhirnya demi gengsi dan hobi banyak kalangan berduit dan setengah berduit yang bersaing membeli sepeda dengan harga yang tinggi. Karena tak sedikit yang memaksakan diri, ada yang usil memplesetkan istilah "Bike to Work" menjadi "Work to Bike".

Dari sekedar omongan, sebenarnya ayah Dahan ingin ikut-ikutan ber Bike2Work, tapi karena jarak rumah dan kantor yang cukup jauh, niat itu tinggal sekedar omongan belaka. Akhirnya sepeda yang dibeli dengan cukup memaksa itu hanya dipakai pada waktu-waktu libur saja. Untung lainnya, ayah Dahan juga nggak tergoda menjadi "work 2 bike". Tidak berambisi meng-upgrade sepedanya sehingga memakan biaya yang cukup memberatkan.

Malahan akhir-akhir ini ayah dahan ini menyebarkan aliran bersepeda baru yaitu "Bike to Parenting". Berbekal dengan sedikit kreativitas dengan membuat boncengan untuk anak, maka sepeda yang ada bisa digunakan untuk kegiatan mengasuh anak. Alhasil.... ayah bisa berolahraga, anak ceria, ibu pun bisa lega.

Tentunya "bike 2 parenting" ini nantinya akan sangat menguntungkan. Anak jadi terbiasa memanfaatkan sarana transportasi sehat sehingga kelak bisa menjadi budaya yang menggembirakan dibandingkan budaya bermotor ria yang sekarang tak kalah maraknya juga.

No comments: