Monday, February 16, 2009

American, Russian, & Indonesian

Ini bukanlah teori apalagi kesimpulan ilmiah. Hanyalah sekedar curhat atau kesimpulan pribadi yang tak haram disebut ngawur atas fenomena yang berhubungan dengan eksistensi seorang dokter yang kualami selama ini, khususnya tentang dokter spesialis anak.

Dari guyonan teman-teman dan juga saudara, aku menemukan tiga tipe dokter dengan berbagai karakteristiknya. Pertama adalah dokter tipe american, konon dokter tipe ini berkarakter sangat informatif. Jadi tanpa pasien perlu ceriwis dengan sang dokter dengan senang hati akan menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan sang pasiennya.Sayangnya dokter tipe ini di Indonesia biasanya mahal. Mungkin karena harga yang diberikan mahal, makanya servisnya juga maksimal. Nah kalau yang kita punya cuma dana yang pas-pasan, susah deh menemukan dokter tipe ini di Indonesia.

Kedua adalah dokter tipe Russian. Karakter dokter tipe Russian ini sangat menyenangkan. Pasalnya mereka selalu memperlakukan pasien bak raja. Kesimpulan akan tipe ini berhasil kudapatkan dari cerita om-nya Dahan yang pulang dari study masternya di Rusia. Katanya di Rusia, mungkin dikarenakan ideologi negaranya yang sosialis, profesi dokter adalah profesi yang tidak elitis. Posisi dokter tak beda sama sekali dengan posisi guru-guru di Indonesia. Dokter digaji oleh negara. Karena fungsinya sebagai penyedia layanan publik maka dokter di Rusia tak bisa sekaya dokter-dokter di negara non sosialis. Mereka tak bisa mengeruk keuntungan dari pasiennya yang notabene telah dijamin oleh negara. Karena itu, kredibilitas seorang dokter benar-benar ditentukan oleh keistimewaan servis dan layanannya yang memuaskan bagi sang pasien. bahkan konon di Rusia dokter-dokter benar-benar bersaing untuk memberikan servis terbaik tanpa bisa memungut biaya lebih dari layanannya tersebut. Mereka cuma mengharap tempat layanannya menjadi ramai dan makin diperhatikan oleh negara.

Ketiga adalah tipe dokter Indonesian. Nah mohon maaf sebelumnya kalau pada kesimpulan tipe ini saya berkesan mendeskriditkan dokter di Indonesia. Penemuan saya atas tipe ini bukanlah tuduhan generik. Sekedar kesimpulan mentah dan penuh amarah atas pengalaman yang kutemui selama ini. Selama pengalamanku mencari dokter anak yang cocok untuk si kecil Dahan, aku beberapa kali kecewa. Tak pernah kutemui dspa yang informatif dan bener-bener tertarik pada anak kecil. Dokter indonesia yang kutemui selalu saja to the point.

Langsung periksa saja tak perduli anak ketakutan setengah mati, tulis resep, dan udah... begitu saja. Tak ada basa-basi informatif yang boleh jadi bisa menambah pengetahuan kita. Pasien khususnya anak bener-bener dianggap sebagai target kerja. Ada yang mengatakan bahwa mereka mengalami apa yang disebut "burn out" yaitu rutinitas yang mematikan perasaan dan kepedulian. Benarkah dokter-dokter itu memang telah sampai pada taraf "burn out" atau memang kultur budaya kita yang membuat dokter-dokter Indonesia menjadi seperti itu.

Mudah-mudahan saja sih. Pengalamanku ini adalah pengalaman minor di antara berjuta ibu Indonesia yang ada. Mudah-mudahan yang kutemukan selama ini adalah sebagian terkecil dari dokter-dokter spesialis anak yang ada di Indonesia.

Semoga...

1 comment:

Zeeva Athena Cakranegara said...

sayangnya bu...itu memang bukan pengalaman minor....

saya sih udah nemu dokter yg oke di daerah ragunan, jauh gak dari rumah dahan?

duuuh...jadi pengen ke rusia he.he..