Sunday, November 23, 2008

Senam pagi di jalan sepi

mungkin karena sekarang adalah musim menunggu panen, makanya para petani tidak berangkat ke sawah sejak dini hari. menunggu saat panen adalah kesempatan cukup menyenangkan bagi petani. Tak perlu berangkat pagi-pagi. tak ada yang perlu diburu-buru. belum ada benih yang harus disebar, belum ada tanah retak yang harus diairi, belum ada padi remaja yang layu, belum ada rumput -rumput pengganggu yang harus dicabut.

Yang dilakukan hanyalah tinggal menunggu padi-padi benar-benar masak dan berkualitas maksimal saat dipanen. Yuyu (kepiting sawah) tak mampu lagi merusak, tikus... entah kenapa tak pernah bisa berbiak di sini. Yang ada hanyalah rombongan burung-burung pipit yang cukup menjengkelkan. Meski tembolok mereka tak begitu besar, tapi karena berjumlah ratusan bahkan ribuan, konsumsi burung mungil ini boleh dibilang cukup mengurangi timbangan hasil panen nanti. makanya meski agak malas, bapak petani harus mau bersusah payah datang dan berteriak-teriak mengusir mereka. Pakai ketapel juga bisa membantu. Pasalnya burung-burung pipit sekarang tak pernah takut lagi pada orang-orangan pengusir burung (scarecrow). Untungnya burung pipit tak begitu senang datang pagi. Jadi para petani tak perlu ke sawah pagi hari.

Itu sebabnya, jalanan ke sawah terasa sepi pagi ini. itu sebabnya juga dahan, ibu dan ayah bisa bermain-main di jalanan pagi yang sepi ini. Mumpung masih pagi. dan udara desa terasa menggoda, ibu pun tak mau sia-sia. Bergegas ambil posisi dan tanpa ragu segera mengajak dahan melakukan senam pagi. Tentu saja bukan senam kesegaran jasmani, karena ibu sudah tak ingat lagi senam itu. Bukan juga senam aerobic. Bukan juga pilates. Bukan juga yoga. Benar-benar sekedar senam pagi, yang tanpa disadari mengalir saja bersama embun pagi, di jalanan sawah yang lagi sepi.

No comments: