Suatu sore pada Rabu, 9 Rabiul Awwal 1428H (28 Maret 2007) angin berdesir lirih. Lembut membelai dedahan pepohonan yang bersiap istirah bersama malam. Syahdu berayun sejenak sebelum menutup hari dengan khusyu doa syukur atas nikmat Tuhan yang tercurah. Tak ada yang lebih mulia, kecuali Tuhan yang Maha Segalanya, yang dengan segala kasihnya, yakin menitipkan amanahnya bagi kami yang papa. Seorang anak cantik yang dengan sepenuh doa kami beri nama "Desirangin Dedahan Maulia".
Wednesday, April 18, 2007
Once Upon a Time in Love
awalnya sangatlah sederhana. pada musim gugur kembang-kembang flamboyan di tahun 1994, desir angin berhembus lirih. meluruhkan helai-helai kuning mahkota daun kembang flamboyan matang. pelan melayang terserak di jalan dan menyelip di sela-sela mozaik paving block sepanjang boulevard kampus kentingan, UNS Solo. di sanalah sebuah kisah cinta klasik dan melo bersemi. berawal dari tatap mata di koridor antar ruang kuliah fakultas sastra, dua hati pun terpaut dalam jalinan cinta. hmmm... ayah dan ibuku pun berjanji selalu bersama, sehidup semati. dan janji itu pun terus terjaga, tak perduli diterjang duka apalagi saat ceria. tetap bersama dan setia sampai akhir masa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment