Thursday, August 5, 2010

Nenek Moyangku Kaum Petani

nenek moyangku kaum petani
mengolah bumi sepenuh hati
selalu ikhlas hati tak pernah iri dengki
meski hasil kerap tak mencukupi


Konon Indonesia adalah negara agraris. Namun kenyataannya dunia agraris kita tidaklah menggembirakan. Kehidupan masyarakat agraris yang tentram, damai, nyaman dan sejahtera hanya ada di dunia imajinasi semata. hanya terasa menakjubkan dilihat di film atau foto-foto semata. Lagu desaku yang kucinta sepertinya hanyalah menyentuh sebagai lagu semata. Sangat berbeda dengan kenyataan yang ada.

Namun sudahlah. tak perlu kita cari siapa yang salah. yang jelas, ayo kita ajak saja anak-anak kita untuk kembali mendekat dengan kehidupan agraris yang ada. kehidupan agraris yang sebenarnya merupakan kehidupan nenek moyang kita. kehidupan agraris yang jauh dari perusakan lingkungan. kehidupan agraris yang jauh dari persaingan-persaingan yang menjerumuskan. kehidupan agraris yang sebenarnya dekat dengan kearifan lokal dan lingkungan. kehidupan agraris yang alami, yang jauh dari gaya-gaya kosmetis yang imitatif.

Jangan sampai anak-anak kita hanya mengenal supermarket, mall, tempat hiburan yang metropolis dan hi-tech semata. Jangan jadikan kehidupan urban memenuhi impian masa depan mereka. berilah kebebasan imajinasi pada mereka. bahwa hidup di kota atau di desa tidaklah ada bedanya. sama mengasyikkannya. mulailah dari sekarang. mulailah mengenalkan pada mereka bahwa mandi bola dan mandi lumpur sawah, sama mengasyikkannya. memetik buah dan memenuhi trolly belanja adalah sama enaknya. melihat binatang ternak asli dan menonton binatang di kerangkeng kebun binatang, adalah sama mendebarkannya. Boneka Barbie atau pun orang-orangan sawah, sama unik dan menariknya.

Tak perlu mengarahkan pilihan mereka. Biarkan kebebasan realita bermain di memori mereka. Biarlah kekayaan pilihan referensi masa depan memperkuat talenta alami mereka dalam menemukan hobi dan pilihan karir yang nantinya mereka jalani setelah dewasa. Desa ataukah kota, sama gengsinya, tak beda berharganya.
desaku yang kucinta
pujaan hatiku
tempat ayah dan bunda
dan handai taulanku

tak pernah kulupakan
tak pernah bercerai
selalu kurindukan
desaku yang permai